Tag Archives: Eka Kurniawan

Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas – Eka Kurniawan

Sebuah buku karya Eka Kurniawan.

Buku yang berpusat pada 1 tokoh dan 3 tokoh lain yang keputusan dalam hidup mereka digerakkan oleh masa lalu yang enggan lalu. Perihal simbolisasi tubuh yang punya beban jauh lebih berat daripada fungsi, trauma tidak usai yang membentuk masa depan, dan filsafat hidup yang bermuara dari kekerasan.

Buku dengan banyak pesan, tapi bukan pesan moral.

Alur maju mundur sesuka hati penulis, tapi tetap enak dinikmati.

Karakter yang tidak hanya hidup, tapi juga berkembang.

Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi – Eka Kurniawan

Kumpulan cerpen pertama Eka Kurniawan yang kubaca.

Buku ini terdiri dari 15 Cerita Pendek. Setahuku judul kumpulan cerpen biasanya dibuat sama dengan tajuk cerita pendek terbaik di buku tersebut. Bisa jadi cerita kesukaan penulis atau penerbit, bisa pula asumsi mereka terhadap selera pembaca.

Aku tidak terlalu suka cerita yang diangkat jadi titel buku ini, entah karena ekspektasi sudah tinggi karena ia satu-satunya judul yang dicetak berwarna atau karena sang penerbit over selling cerita yang kurang tepat untuk dijadikan utama.

Cerpen favoritku berjudul Tiga Kematian Marsilam.

Namun, kukira itu masuk akal, agaknya cerita cinta memang lebih mudah dijual ketimbang cerita tentang kematian.

Lelaki Harimau – Eka Kurniawan

Buku Eka Kurniawan yang pertama kali kubaca.

Kalau diibaratkan orang jualan, Eka Kurniawan di Lelaki Harimau itu seperti pedagang teh tarik. Perkara mengawinkan teh dan susu yang tidak sekadar. Perjalanan meracik yang sedemikian menarik, tidak membosankan, dan begitu legit.

Eka sungguh piawai dalam merangkai kalimat yang membawa pembaca melompat dari masa ini ke masa itu, juga dari latar sini, situ, dan sana. Transisi dari satu ruang ke ruang lain ditulis begitu halus, tanpa terputus. Membaca buku ini terasa seperti melihat orang menganyam dengan sangat rapi, menari dengan sangat luwes.