Sekitar 2 minggu yang lalu, saya bertemu dengan seorang dosen kampus di acara nikahan teman. Bu Dosen usianya sekitar 70an tahun dan sudah menikah selama 50 tahun.
Beliau sedang belajar Bahasa Korea karena seperti jutaan penduduk bumi lainnya beliau sedang menggemari BTS. Bahkan beliau juga sempat nonton konser Suga di Indonesia beberapa waktu lalu. Beliau juga bercerita akan menjalani operasi lutut, karena merasa sudah kurang lincah saat pergi travelling berdua dengan temannya.
Kadang saya merasa sudah cukup “tua” di usia saya yang 30an ini. Mengobrol dengan beliau memberi saya rasa positif, bisa juga disebut harapan. Bahwa perjalanan hidup masih sangat panjang, kita bisa terus melakukan apapun yang kita sukai, dan hidup tidak pernah kekurangan hal baru (atau hal lama) untuk bisa dipelajari.
Lalu seminggu setelahnya, saya mendapat kabar bahwa teman SMA saya meninggal dunia secara tiba-tiba. Sulit rasanya mencerna kabar bahwa seseorang yang dulunya hanya one call away sekarang sudah tidak ada untuk selamanya. Dan harapan mengenai perjalanan hidup yang masih sangat panjang, tetiba perlu direnungkan ulang.